Selamat Datang di Berita Kejadian Dunia || Kami Menyediakan Berita-berita kejadian yang ada di Dunia || WWW.PELANGIGOAL.COM

Header Ads

Bola-Logo

Kisah Bukhari, Ayah yang Mewakili Mendiang Putrinya untuk Wisuda

Bukhari (kiri) menerima ijazah sarjana sang putrinya yang sudah almarhum di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Rabu (27/2/2019).
Video mengharukan beredar di media sosial. Seorang ayah menghadiri wisuda sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry di Banda Aceh, Provinsi Aceh, untuk mengambil ijazah putrinya yang sudah meninggal dunia.
Sang ayah, Bukhari (59), hadir di Auditorium Ali Hasyimi, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (27/2/2019), untuk mewakili sang putri Rina Maharami (23). Rina adalah mahasiswa program studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang meninggal dunia tak lama setelah sidang skripsi.
Rina asal Gampong Cot Rumpun, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, ini menyelesaikan sidang skripsi pada 24 Januari 2019. Tetapi 13 hari kemudian atau 5 Februari 2019, dia meninggal dunia karena sakit tifus.
Namun, UIN Ar-Raniry tetap menyatakan Rina lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,51. Itu sebabnya Bukhari harus tegar untuk naik ke podium mengambil ijazah putrinya meski tak mengenakan toga seperti halnya para wisudawan-wisudawati.
Bukhari hanya mengenakan kemeja lengan panjang abu-abu dan peci hitam di kepalanya. Usai menerima ijazah, dia bersalaman dengan rektor dan dekan.
"Saat bersalaman itu, pak Rektor bilang sabar pak, sabar. Itu yang membuat saya haru sampai keluar air mata," cerita Bukhari.
Ijazah mendiang Rani Maharami dan surat keterangan lulus dari UIN Ar-Rainy Banda Aceh. | Habil Razali
Menurut Bukhari, Rina mengalami sakit beberapa hari menjelang sidang skripsi. Dia sempat dirawat di rumah sakit Zainal Abidin, Banda Aceh, selama beberapa jam dan diperbolehkan pulang.
Keesokan harinya, Rina pulih dan kembali kuliah. Akibat sakitnya, Rina tiga kali gagal menjalani sidang skripsi.
Namun, Rina kembali sakit dua hari setelah selesai sidang skripsi pada 24 Januari. Dia mengalami demam dan dirawat di Puskesmas Blang Bintang.
Empat malam dirawat di Puskesmas, dokter membolehkannya pulang. Namun, lagi-lagi kondisinya melemah hingga dilarikan ke Rumah Sakit Meuraxa di Banda Aceh.
Setelah diinfus, Rina tak sadarkan diri selama tiga hari hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa (5/2) pagi. "Hasil diagnosis dokter dia menderita tifus. Tapi menurut dokter penyakitnya makin parah karena Rina punya beban sehingga menyerang otaknya," ujar Bukhari.
Kehadiran Bukhari menggantikan almarhumah Rina dalam prosesi wisuda adalah atas inisiatif pihak kampus. Hal itu dikatakan Sekretaris Program Studi (Prodi) Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Yuni Setia Ningsih, Kamis (28/2).
"Pas kami takziah sekitar hari kedua Rina meninggal, orangtuanya menyampaikan ingin ijazahnya sebagai kenang-kenangan," kata Yuni.
Keinginan orang tua Rina tersebut kemudian disampaikan kepada pihak akademik kampus. Itulah kemudian Bukhari hadir menggantikan putrinya.
"Alhamdulillah ayahnya hadir pada wisuda kemarin dan mengambil langsung ijazah almarhumah Rina, anak pertamanya," ujar Yuni.
Adapun wisuda yang digelar UIN Ar-Raniry tersebut diikuti 2.011 lulusan dan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut (26-28 Februari 2019) pada semester ganjil tahun akademik 2018/2019.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.