Angin puting beliung melanda Kota Bogor, Jawa Barat menumbangkan pohon dan menerbangkan atap rumah warga, Kamis (6/12/2018) sore. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan puting beliuang adalah fenomena cuaca ilmiah.
Puting beliung di Bogor menewaskan satu orang. Korban, Enny Reno (45) saat itu sedang melintas di Jalan Raya Lawanggintung, Kota Bogor. Angin mengamuk menumbangkan pohon ke atas mobilnya.
“Mobilnya tertimpa pohon tumbang saat terjadi puting beliung,” kata Kapolsek Bogor Selatan, Kompol Riyanto.
Selain menewaskan satu orang, ada tiga mobil rusak tertimpa pohon. “Semuanya di wilayah Kecamatan Bogor Selatan,” ujar Riyanto.
Menurut BMKG, puting beliung merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.
“Kejadian hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya dan musim hujan saat kondisi cuaca pagi cerah dan terik,” jelas BMKG.
Mobil tertimpa pohon tumbang akibat puting beliung di Bogor
Indikasi terjadinya hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat
- Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis –lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempuyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu – abu/hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
- Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
- Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba – tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
- Jika 1–3 hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
- Sangat lokal
- Luasannya berkisar 5–10 km
- Waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit
- Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba)
- Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
- Bergerak secara garis lurus
- Tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0.5 – 1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda – tandanya dengan tingkat keakuratan < 50 %
- Hanya berasal dari awan Cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya), tetapi tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung
- Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.
Tidak ada komentar